
JAKARTA (27 Juni 2013): Peranan media televisi dalam memberikan pendidikan politik bagi pemilih dalam Pemilu 2014 dinilai sangat penting. Terlebih, proporsi penonton televisi lebih banyak ketimbang media lain seperti media internet, radio, dan media cetak.
Demikian benang merah yang dapat disimpulkan dalam diskusi bertajuk Peran Media Televisi Mencerdaskan Pemilih dalam Pemilu 2014 di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu (26/6). Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat Idy Muzayyad mengatakan dengan sifat televisi yang selintas, paket informasi mengenai pemilu haruslah berimbang dan lengkap.
"Media harus menyajikan pendidikan politik bagi pemilih (pemilu). Bagaimana caranya? Dia harus memberikan informasi yang utuh. Tapi ini kan sulit," kata Idy.
Tidak hanya itu. Banyaknya pemilik media dan pekerja media yang turut serta dalam kompetisi pemilu juga tidak boleh menghilangkan unsur proporsionalitas. "Media harus proporsional dalam menyajikan informasi dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua parpol pemilu," katanya.
Ia menilai peran media dalam kepemiluan, khususnya televisi, belum sepenuhnya dilakukan. "Tapi melihat demokrasi yang harus diselamatkan, pengawasan pemilu tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Bawaslu. Di sini peran media besar," tukasnya.
Hal senada dikemukakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik. Menurutnya, pihak KPU terkadang kesulitan dan memerlukan bantuan dalam menyosialisasikan tahapan-tahapan pemilu 2014. "Saya tidak melihat banyak televisi yang memberikan program untuk pemilu 2014. Dengan kondisi
Read More +