Danny Oei Bantu Indonesia Berbagi Informasi Melalui Mindtalk
"Pengguna bisa publikasikan gambar, nulis artikel dan status, mengunggah video. Jadi diharapkan Mindtalk menjadi alat baru bagi para pengguna jejaring sosial, karena kami tidak membatasi apapun," tutur Danny.
Dengan segala kemudahannya itu, Danny berharap para pengguna bisa terbantu untuk berkomunikasi. Ia menyadari bahwa Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki hambatan besar dalam hal berbagi informasi. Namun, Danny berpendapat jangan sampai ada batasan dalam kegiatan berbagi itu dan melalui Mindtalk ia buktikan bahwa siapa pun bisa membahas apa pun dalam bentuk apa pun juga.
"Kebanyakan jejaring sosial misalnya Pinterest, hanya bisa berbagi gambar dan video. Lalu Twitter dengan ciri khas 140 karakternya dan Facebook pun tidak jauh berbeda," papar pria kelahiran tahun 1974 ini.
Apalagi, menurut penyuka motor Ducati yang pernah bekerja sebagai Designer di Adobe pada 1997 ini, prospek jejaring sosial di Tanah Air sangat besar mengingat populasinya yang luar biasa. Ada banyak kelompok atau grup yang suka berkumpul karena memiliki ketertarikan akan satu hal yang sama. Mindtalk menurutnya bisa mempertemukan mereka.
Sayangnya, Mindtalk memiliki satu tantangan besar, yaitu masyarakat Indonesia yang masih suka memandang remeh produk dalam negeri dan melihatnya dengan sebelah mata. Hal tersebut sangat meresahkan bagi Danny yang pernah mengambil jurusan Fine Arts di Kendall College of Art and Design, Michigan, Amerika Serikat (AS) dan menurutnya mustahil bangsa asing bisa mencintai produk Indonesia jika warga negaranya sendiri justru berkiblat pada produk luar negeri.
"AS saja bisa mencintai Facebook yang dibuat oleh warga negaranya sendiri dan akhirnya bisa membuat seluruh dunia menyukai jejaring sosial tersebut," ujar Danny memberi contoh.
Danny pun berharap, Mindtalk benar-benar mewujudkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang untuk berkomunikasi. Tidak hanya melalui website seperti periode dulu, tapi juga dengan perangkat bergerak. "Kalau satu medium berarti ketinggalan zaman," lanjutnya.
Malahan Danny juga menginginkan agar kemudahan berkomunikasi itu ditunjang dengan fasilitas berupa internet gratis. "Kalau internet gratis bisa jadi akan cepat bermunculan pemain lokal yang lebih berjaya dari pihak asing yang produknya berjamuran di layar gadget masyarakat saat ini," kata Danny.[]
Baca Juga
-
Thursday, 29 August 2024Astronaut Lihat UFO Dekat Stasiun Luar Angkasa
-
Thursday, 29 August 2024Jetstar segera Terbang dari Perth ke Lombok
-
Thursday, 29 August 2024Bakteri dalam ASI Mencegah Gangguan Usus Bayi
-
Thursday, 29 August 2024Astronaut Jepang akan Pimpin ISS Pada Maret
-
Wednesday, 28 August 2024Siswa SMA ini Manfaatkan Baterai Bekas Jadi Reaktor
-
Wednesday, 28 August 20246 Pemuda ini Sukses Kembangkan Aplikasi Windows Phone
-
Wednesday, 28 August 2024Mencicip Indahnya Secuil “Neraka” Beppu di Jepang
-
Tuesday, 27 August 2024Ival, Bocah Bandung Pencipta Antivirus
-
Tuesday, 27 August 2024Ini Gim Matematika Edukatif Karya Anak Bangsa
-
Tuesday, 27 August 2024Buzzle Mall, Aplikasi Karya Anak Bangsa yang Diakui Dunia