Tuesday 27 August 2024

Ival, Bocah Bandung Pencipta Antivirus



Tanpa disangka, kreator di balik antivirus ini adalah seorang remaja yang masih berstatus pelajar, Arrival Dwi Sentosa, yang akrab disapa Ival. Nama Artav sendiri berasal dari nama Arrival dan kakaknya, Taufik Aditya Utama. Arrival berkerja sebagai programmer Artav dan Taufik bekerja sebagai desainer antivirus.

Pada awalnya, seperti layaknya remaja pria lainnya, remaja asal 'Kota Kembang' hanya gemar main gim dan berinternet ria. Namun, ternyata Ival yang kini beruia 15 tahun memiliki potensi besar dalam menciptkan teknologi antivirus.

"Saat masih kelas 1 SMP, saya mulai utak-atik komputer. Saya pelajari karakter virus-virus yang suka menyerang komputer saya. Lalu, saya membeli buku Visual Basic,” terang Ival kala diwawancarai Media Indonesia beberapa waktu lalu.

Ival membuat antivirus Artav selama setahun hanya dengan menggunakan komputer usang milik keluarganya. Walaupun dengan modal yang seadanya, antivirus berbasis visual basic ini mampu melawan virus lokal ataupun global. Artav mampu membasmi virus anyar yang tengah menjangkiti banyak komputer seperti W32/Sality dan VBS/yuyun. Kecepatan scanning Artav juga pun terbilang lumayan.

Tampilan grafis sederhana dengan dukungan data base virus yang kerap diperbarui menjadikan Artav banyak diunduh. bahkan, Artav dinobatkan sebagai antivirus terbaik dari lima antivirus lokal terbaru dalam sebuah forum daring di satu pameran komputer di Bandung. Bahkan, dalam review di situs forum tersebut, Artav menjadi rekomendasi utama.

Keluarga Ival pun merasa cukup terkejut dengan pencapaian kedua putranya. Pasalnya, di dalam keluarga besar Ival tidak ada yang memiliki kemampuan programing seperti dirinya. "Saat pertama kali membuat antivirus, ibu dan bapak memang cukup kaget. Karena, awalnya hanya iseng buat komputer di rumah yang kena virus," kata Ival.

Yang mengejutkan pula, kemampuan Ival dalam membuat antivirus ini bukanlah didapat dari pendidikan formal atau kursus programing. Bocah ini hanya berpedoman pada buku dan internet.

Namun, semua pencapaian itu tentu bukannya tanpa hambatan. Pada awal 2011, Artav sempat dipermasalahkan beberapa pihak karena dituduh telah meniru Al VirusScan karya Moh Aly Shodiqin. Ival pun sempat syok karena merasa benar-benar menciptakan program itu dengan tangannya sendiri.

"Waktu Artav Free mau didaftarkan ke hak cipta, kami menemui kendala. Salah satu fiturnya dikatakan berasal dari open source alias 'nyomot'. Setelah itu pakar telematika Ruby Alamsyah pun menyarankan saya untuk buat antivirus dari nol lagi," kisah Ival.

Menerima adanya masalah tersebut, Ival yang masih belia pun mengaku cukup syok. "Karena, saya kan membuatnya berdasarkan buku, kok bisa sama? Tapi Alhamdulillah dengan peristiwa ini, malah jadi bisa bikin yang lebih baik," katanya dengan penuh keyakinan.

Pada akhirnya, bersama sang ayah, Herman Suherman, Ival pun mencari solusi terbaik. Dengan saran dari berbagai pihak, Ival pun berusaha membuat ulang antivirusnya. Meski beberapa kali menemui kegagalan dan memulai dari titik nol, Ival pantang menyerah.

Pada April 2011, Ival dan kakaknya berhasil menciptakan antivirus baru tapi tetap dinamai Artav Antivirus menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6 dengan C++. (MI/Berbagai sumber)