Friday 29 November 2024

Ironi Desa Karang Anyer Banten

SETELAH menempuh perjalanan hampir tiga jam dari rumahnya di kawasan Tangerang Selatan, akhirnya caleg NasDem untuk DPR-RI dari dapil 3 Banten Hermawi F. Taslim Jumat (29/11) tiba di Desa Karang Anyer, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang.

Taslim melakukan blusukan ke Karang Anyer atas saran tokoh remaja setempat Yusup Munajir. Anak muda ini berkali-kali meyakinkan Taslim bahwa masyarakat di desanya kerap dilupakan para abdi negara. "Mereka sangat rindu didatangi caleg," kata Yusup.

Selama ini dari pemilu ke pemilu, tidak satu pun caleg yang pernah singgah di desa ini, "paling banter sang caleg mengirim timnya untuk memasang spanduk atau membagi kartu nama," ujar Minan, warga setempat yang sudah ikut pemilu sejak tahun 1977.

Hari ini (Jumat 29/11) betul-betul menjadi hari istimewa buat Minan. Dengan berkain sarung dan singlet, Minan pun berkisah dan menyebut fakta-fakta itu sebagai sebuah ironi. Betapa tidak. Di desa ini terdapat lokasi PLTU Lontar yang menjadi sumber penerangan (listrik) se-Tangerang. "Tapi desa ini sejak dulu ya seperti ini gelap gulita tanpa penerangan jalan," kata Minan.

Kehidupan di desa ini pun makin lama makin sulit. Pasalnya, menurut Minan, karena warga desa masih mengandalkan sektor pertanian yang masa tanamnya hanya satu kali setahun, akibatnya kemiskinan makin meningkat.

Sebagian warga yang berprofesi sebagai peternak kambing juga bernasib sama, makin lama ternaknya makin habis, termasuk induknya karena dijual untuk kebutuhan sehari-hari.

Melihat itu, Taslim mengatakan, ke depan desa ini harus berubah menjadi lebih baik. Beruntung, katanya, Partai NasDem punya visi mengubah Indonesia melalui gerakan restorasi. "Tak boleh ada ironi lagi di desa Karang Anyer," tegasnya.

Dengan tekun Taslim yang juga Wakil Ketua Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPP NasDem mendengar keluhan demi keluhan warga yang berkumpul di teras rumah Jusup Munajir.

Mereka tampil santai apa adanya, beberapa di antaranya hanya memakai celana pendek, berkain sarung dan banyak pula yang hanya mengenakan kaos singlet.

Setelah mendengar semua keluhan warga, Taslim menjelaskan tentang perbedaan NasDem dengan partai lain. Menurut dia, setidak-tidaknya ada tiga perbedaan nyata, yaitu pertama, caleg NasDem memang harus blusukan untuk bertemu dan mendengar suara rakyat. Ini berbeda dengan partai lain yang hanya mengirim tim sukses dan alat peraga, sedangkan calegnya tidak pernah bertemu rakyat.

Kedua, NasDem partai baru yang bersih dan tidak memiliki kontribusi terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan anggota DPR saat ini. Ketiga, NasDem hadir untuk restorasi Indonesia yang dimulai dengan mengubah semua hubungan transaksional menjadi hubungan silahturahmi yang aspiratif. "Caranya ya bertemu dan berdialog dengan rakyat," ujarnya.[]