News
Sunday, 4 August 2024

Kecelakaan Maut Mulai Terjadi di Jalur Pantura


INDRAMAYU (4 Agustus 2013): Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebuah bus yaitu Gunung Mulia bernopol AD 1447 AD yang melaju dari Solo menujuJakarta, secara tiba-tiba menabrak pembatas jalan dan akhirnya berpindah ke jalur berlawanan.

Hal tersebut terjadi setelah sopir bus berusaha menghindari rombongan pemudik bermotor yang akan putar arah.
 
"Saya kaget karena tiba-tiba melihat ada rombongan pemudik bermotor yang akan putar arah,’’ tutur sopir bus, Tatiman.

Beruntung, kendaraan lain dari arah berlawanan sedang tidak melaju kencang. Karenanya, kendaraan-kendaraan itu dapat menghindari mobil bus yang melintang di tengah jalan.

Proses evakuasi mobil bus yang memakan waktu membuat arus lalu lintas di pantura Widasari, Kabupaten Indramayu mengalami kemacetan lebih dari satu jam. 

Antrean panjang akibat kecelakaan itu mencapai hingga sekitar sepuluh kilometer.
 
Selain itu di lokasi yang tidak jauh seorang pemudik bermotor pun tewas setelah ditabrak sebuah truk di Desa Ujung  Jaya Kecamatan Widasari, Sabtu (3/8). 

Korban tewas seketika di lokasi kejadian itu bernama Tarudin, warga Slawi, Tegal, Jateng. 

Kecelakaan tersebut terjadi saat korban tengah mengemudikan motornya dari Jakarta menuju Cirebon. Sampai di Desa Ujung Jaya, sepeda motor yang dikendarainya ditabrak sebuah truk dari arah yang sama. Akibatnya tubuh korban terpental dari motor dan tewas seketika. Sedangkan truk yang menabraknya langsung melarikan diri. 

Hingga berita ini diturunkan, peristiwa tersebut sedang ditangani petugas dari Satlantas Polres Indramayu. Polisi pun masih melakukan pengejaran terhadap truk yang melarikan diri ke arah Cirebon. 

Sementara itu berdasarkan pantauan di jalur mudik pantura Cirebon sempat terjadi antrian panjang kendaraan di beberapa titik. Antrian tersebut terutama terjadi di sejumlah pasar. Diantaranya di Pasar Sandang Tegalgubug yang memasuki hari pasaran pada hari Sabtu ini. 

Akibatnya kendaraan pun hanya bisa perlahan sekitar 20 hingga 30 km/km. Polisi sebenarnya sudah membentuk pagar betis dan meminta pedagang tidak berjualan di bahu jalan, namun lalu lalang pembeli yang hendak menyeberang jalan tetap membuat kendaraan harus berjalan perlahan. 

Pemandangan yang sama pun terlihat di depan pasar Pasalaran Plered dan Pasar Kue Weru. Bahkan antrian kendaraan di sepanjang pasar ini cukup panjang karena lokasi pasar yang berdekatan.