News
Monday, 23 September 2024

NasDem Siap Hentikan Demoralisasi Bangsa


MAMUJU (23 September): Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menegaskan bahwa Partai NasDem siap melakukan sejumlah perubahan termasuk menghentikan politik transaksional, mengembalikan fungsi MPR dan menghadirkan kembali Garis-Garis Besar Hauan Negara (GBHN).

Surya mengatakan itu ketika melantik ketua dan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sulawesi Barat di Mamuju, Senin (23/9). Kehadiran Surya dan rombongan di Sulawesi Barat disambut  pentas tari Patukdu. Tarian itu identik dengan gelar adat untuk mengambut kedatangan tamu kehormatan.

Pada zaman kerajaan, tarian khas masyarakat Mandar itu hanya dipentaskan untuk menyambut kedatangan  raja atau prajurit yang pulang dari medan perang. Tarian itu mengandung makna telah datang para pahlawan negeri.

Selain melantik pengurus DPW Partai NasDem Sulawesi Barat, Surya Paloh juga memberikan pembekalan bagi para calon anggota legislatif (caleg) DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dari Partai NasDem se Sulawesi Barat.

Pelantikan DPW Partai NasDem Sulwesi Barat ditandai dengan penyerahan pataka Partai NasDem dari Ketua Umum Surya Paloh kepada Ketua DPW Partai NasDem Sulawesi Barat Arifin Nurdin. Arifin berjanji mengibarkan pataka tersebut di seluruh wilayah Sulawesi Barat.

Kujungan Surya Paloh ke Sulawesi Barat itu merupakan bagian dari safari politiknya ke Bali, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur. Safari yang dimulai pada Sabtu (21/9) di Bali itu akan berakhir di Kediri, Jawa Timur pada Minggu (29/9).

Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh ikut menyaksikan proses pelantikan pengurus DPW Partai NasDem Sulawesi Barat. Dia mengatakan Sulawesi Barat terbuka bagi semua partai politik. Pemeritah provinsi tidak akan menghambat aktivitas parpol manapun karena dalam demokrasi rakyatlah yang akan menentukan.

Dalam pengarahannya Surya Paloh mengatakan potret sosial kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini memberi gambaran menakutkan dan memicu kecemasan di kalangan anak negeri yang mencitai negeri ini. Di bidang ekonomi misalnya, Indonesia mengalami ekonomi biaya tinggi. Demikian di bidang politik juga terjadi politik biaya tinggi.

Di bidang sosial kemasyarakatan, kata Surya lagi, bangsa Indonesia mulai meninggalkan budaya gotong royong. Sebaliknya di bidang budaya, individualistik yang melahirkan sikap selfish atau hanya mementingkan diri sendiri mulai tumbuh subur di tengah masyarakat. Semua itu mengakibatkan interaksi sosial di tengah masyarakat diwarnai sikap saling tidak percaya.

Di kalangan para elite politik, tambah tokoh restorasi itu, terjadi fenomena lunturnya sikap fairness atau sikap ksatria. Ada pemimpin formal dan informal tetapi jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah berani mengaku bersalah dan minta maaf secara terbuka.

Di sisi lain rakyat juga bersikap pragmatis dengan semangat individual berlebihan. Indikasinya antara lain peristiwa politik selalu diwarnai transaksional yakni semuanya serba uang.

Bagi Partai NasDem, potret sosial seperti itu mengindikasikan bangsa Indonesia sedang mengalami proses demoralisasi. Surya menegaskan, gejala itu harus segera dihentikan dan Partai NasDem siap melaksanakan misi tersebut.

Kepada kader Partai NasDem Surya Paloh mengingatkan agar mengembangkan sikap ikhlas pada diri masing-masing. Sebagai kaum pergerakan, semua kader Partai NasDem harus sadar bahwa pejuang sejati belum tentu menikmati buah perjuangannya.*