Surya Paloh tidak Terkejut dengan Penangkapan Akil
JAKARTA (4 Oktober): Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengatakan dirinya tidak terkejut atas tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Surya, bangsa Indonesia sedang menghadapi proses demoralisasi berkelanjutan.
Aspek kehidupan yang runtuh, menurut Surya Paloh, adalah aspek penegakan hukum dan moralitas penyelenggara negara. "Kepercayaan masyarakat semakin hari menurun, tidak menaruh rasa hormat kepada institusi resmi termasuk penyelenggaranya," ujar Surya Paloh dalam wawancara dengan Metro TV, Kamis (3/10) yang dikutip Metrotvnews.com.
Seorang Akil Mochtar dengan seluruh komitmen dan janjinya beserta sumpah jabatan akan berusaha menjaga MK sebagai benteng hukum bagi keadilan. "Tapi apa yang terjadi? Dia membuat perbuatan yang tercela," kata Surya Paloh lagi.
Menurut Ketua Umum Partai NasDem itu, demoralisasi kehidupan kebangsaan harus dihentikan karena kita harus melihat generasi muda. "Masalah yang utama adalah runtuhnya moralitas bangsa," ucapnya.
Partai NasDem, kata Surya Paloh, menginginkan kesadaran masyarakat kembali bangun terhadap semua proses pelaksanaan ketentuan hukum yang dimiliki Indonesia.
KPK telah menetapkan Akil Mochtar sebagai tersangka kasus dugaan suap dalam dua sengketa pemilukada yakni pemilukada Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah dan pemilukada Kabupaten Lebak, Banten. Selain Akil Mochtar, KPK juga menetapkan seorang anggota DPR yakni Chairun Nisa (Golkar), serta seorang bupati dan sejumlah pengusaha juga sebagai tersangka dalam dua kasus pemilukada itu.
Selain itu KPK juga mencekal Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Salah satu tersangka kasus sengketa Pemilukada Lebak yang ditangkap dan ditahan KPK adalah Tubagus Chaeri Wardana (Wawan). Ia merupakan adik kandung Ratu Atut yang juga suami dari Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diany.*